MAKALAH
METODE PENELITIAN FILSAFAT
Tentang:
OBJEK FORMAL DAN MATERIAL FILSAFAT
Disusun Oleh :
Yolmarto Hidayat : 510.110
Dosen Pembimbing :
Zulfis M, Hum
Elfi Tajuddin M, Hum
JURUSAN AQIDAH FILSAFAT FAKULTAS USHULUDDIN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
“IMAM BONJOL” PADANG
1434 H / 2013 M
Objek
Material dan Objek Formal Filsafat
PEMBAHASAN
A. Definisi
Filsafat
Adapun defenisi filsafat menurut para ilmuwan yaitu :
1. Plato
(427-347 M) → Filsafat tidak lah lahir dari pengetahuan tentang segala yang ada
2.
Aristoteles (384-322 M) → Filsafat itu menyelidiki sebab dan asas segala benda
3. Al-Kindi
(800-870) → Filsafat merupakan pengetahuan benar mengenai hakikat segala yang
ada sejauh mungkin bagi m anusia
4. AL-Farabi
(872-950) → Filsafat itu adalah ilmu pengetahuan tentang alam maujud dan
bertujuan menyelidiki hakikatnya yang sebenarnya
5. Ibnu Sina
(980-1037) → hal pertama yang dihadapi seorang filsuf adalah bahw ayang ada
berebeda-beda, terdapat ada yang hanya “mungkin ada”
6. Immanuel
Kant (1724-1804) → filsafat itu ilmu pokok dan pangkal segala pengetahuan yangi
dalamnya mencakup empat persoalan, yaitu :
1. Apakah
yang dapat kita ketahui? (dijawab oleh metafisika)
2. Apakah
yang boleh kita kerjakan? (dijawab oleh etika)
3. Sampai
dimanakah pengharapan kita? (dijawab oleh agama)
4. Apakah
yang dinamakan manusia? (dijawab oleh anthroposlogi)[1]
7. Prof Drs.
Hasbullah Bakry, S.H → filsafat ialah ilmu yang menyelidiki segala sesuatu
dengan mendalam mengenai ke-Tuhanan, alam semesta dan manusia, sehingga dapat
menghasilkan pengetahuan tentang bagaimana hakikatnya sejauh yang dapat dicapai
akal manusia dan bagaimana sikap manusia seharusnya setelah mencapai
pengetahuan itu.
8. Prof. Dr.
N Driyarkara S. J→ filsafat adalah pikiran manusia yang radikal artinya dengan
mengesampingkan pendirian-pendirian dan pendapat-pendapat “yang diterima saja”
mencoba memperlihatkan pandangan yang merupakan akar dari lain-lain pandangan
dan sikap praktis.
9. Ciceor →
Filsafat sebagai seni kehidupan
10. Rene
Descartes → filsafat merupakan kumpulan segala pengetahuan, dimana Tuhan, alam
dan manusia menjadi pokok penyelidikannya
11. Francis
Bacon → filsafat merupakan induk agung dari ilmu-ilmu dan filsafat menangani
semua pengetahuan sebagai bidangnya
12. John
Dewey → filsafat haruslah dipandang sebagai suatu pengungakap mengenai
perjuangan manusia secara terus meners dalam upaya melakukan penyesuaian
berbagai tradisi yang membentuk budi manusia terhadap
kecenderungan-kecenderungan ilmiah dan cita-cita politi yang baru dan tidak
sejalan dengan wewenang yang diakui.[2]
Berfilsafat
merupakan salah satu kegiatna pemikiran manusia memiliki peran yang penting
dalam menentukan dan menmukan eksistensinya. Dalam kegiatan ini manusia akan
berusaha untuk mencapai kearifan dan kebajikan. Kearifan merupakan buah yang
dihasilkan filsfar dari usaha mencapai hubungan-hubungan antara berbagai
pengetahuan, dan menentukan implikasinya baik secara yang tersurat maupun yang
tersirat dalam kehidupan.
Berfilsafat
berarti berpikir, tetapi tidak semua berpikir dapat dikategorikan berfilsafat.
Berpikir yang dikategorikan berfilsafat adalah apabila berpikir tersebut
mengandung 3 ciri, yaitu radikan, sistematis dan universal. Seperti yang
dijelaskan oleh Sidi Gazalba (1973:43) :
Berpikir
radikan, sampai ke akar-akarnya, tidak tanggung-tanggung, sampai pada
konsekuensi yang terakhir. Berpikir itu tidak separuh-paruh, tidak berhenti di
jalan, tetapi terus sampai ke ujungnya. Berpikir sistemati adalah berpikir
logis yang bergerak selangkah demi selangkah dengan penuh kesadaran dengan
urutan yang bertanggung jawab dan saling hubungan yang teratur. Berpikir
universal tidak berpikir khusus, yang hanya terbatas kepada bagian-bagian tertentu,
melainkan mencakup keseluruhan.
Berdasarkan
pada tingkat”berfikir” kita terlihat bahwa filsafat merupakan suatu uapya untuk
mampu melakukan kajian secara mendasar sehingga dengan kajian yang mendasar
tersebut dimungkinkan untuk dapat putusan tentang suatu secara bijaksana.
Manusia selalu berpikir akan sesuatu yang sudah menjadi pengetahuannya, yang
aman apengetahuan tentang sesuatu yang maha agung dan bagaimana usaha-usaha
untuk mencapainya. Dengan ini manusia selalu berusaha untuk bertujuan menyelidiki
hakekat yang sebenarnya. Karena filsafat merupakna ilmu pokok dan pangkal
segala pengetahuan yang maan terdapat dalam persoalan-persoalan yang terjadi
dalam keseharian kita sebagai manusia.
Sesuai
dengan makna filsafat, berfilsafat adalah berfiki dan sampai kepada spikulasi.
Untuk itu filsafat menghindari oleh fiki dan sadar, yang berarti teliti dan
teratur. Dimna manusia menegaskan pikiranya untuk bekerja sesuai dengan aturan
dan hukum-hukum yang ada, berusaha menyerap semua yang bersala dari alam, baik
yang bersal dari dalam dirinya atau di luarnya
Dapat
disimpulkan bahwa berfilsafat merupakan kegiatan berpikir manusia yang berusaha
untuk mencapai kebijakan dan kearifan. Filsafat berusaha menuangkan dan membuat
garis besar dari masalah-masalah dan peristiwa yang pelik dari pengalaman umat
manusia.[3]
B. Objek
Filsafat
Subjek
filsfat adalah seseroang yang berfikir atau memikirkan hakekat sesuatu dengan
sungguh-sungguh dan mendalam. Seperti halnya pengetahuan, Maka filsafatpun
(sudut pandangannya) ada beberapa objek yang dikaji oleh filsafat
a. Obyek
material yaitu segala sesuatu yang realitas
1. Ada yang
harus ada, disebut dengan absoluth/ mutlak yaitu Tuhan Pencipta
2. Ada yang
tidak harus ada, disebut dengan yang tidak mutlak, ada yang relatif (nisby), bersifat
tidak kekal yaitu ada yang diciptakan oleh ada yang mutlak (Tuhan Pencipta alam
semesta)
b. Obyek
Formal/ Sudut pandangan
Filsafat
itu dapat dikatakan bersifat non-pragmentaris, karena filsafat mencari
pengertian realitas secara luas dan mendalam. Sebagai konsekuensi pemikiran
ini, maka seluruh pengalaman-pengalaman manusia dalam semua instansi yaitu
etika, estetika, teknik, ekonomi, sosial, budaya, religius dan lain-lain
haruslah dibawa kepada filsafat dalam pengertian realita.
Menurut Mr. D. C Mulder menulis sebagai berikut :
Tiap-tiap manusia yang mulai berpikir tentang
diri sendiri dan tentang tempatnya dalam dunia, akan mengahdapi beberapa
persoalan yang begitu penting sehingga persoalan-persoalan itu boleh diberi
nama persoalan-persolan pokok”.
Louis
Kattsoff mengatakan lapangan kerja filsafat itu bukan main luasnya yaitu
meliputisegala pengetahuan manusia serta segala sesuatu apa saja yang ingin
diketahui manusia.
Dr.
A. C Ewing mengatakan bahwa kebenaran, materi, budi, hubungan materi dan budi,
ruang dan waktu, sebab, kemerdekaan, monisme lawan fluarlisme dan tuhan adalah
termasuk pertanyaan-pertanyaan poko filsafat
Ilmu
adalah kumpulan pengetahuan. Kumpulan pengetahuan untuk dapat disebut ilmu
harus memiliki syarat-syarat tertentu. Syarat-syarat yang dimaksudkan adalah
objek material dan objek formal.
Objek
material adalah sesuatu hal yang dijadikan sasaran pemikiran, sesuatu hal yang
dipelajari. Objek material mencakup apa saja, baik hal-hal konkrit (misalnya:
manusia, tumbuhan, batu) atau pun hal-hal yang abstrak (misalnya: ide-ide,
nilai-nilai, kerohanian). Objek formal adalah cara memandang, cara meninjau
yang dilakukan oleh seorang peneliti terhadap objek materialnya serta
prinsip-prinsip yang digunakannya. Maka dapat disimpulkan bahwa para ilmuwan
yang ahli dibidang disiplin ilmu tertentu, mengarahkan perhatiannya pada salah
satu aspek dari objek materialnya. Persoalan-persoalan umum yang ditemukan
dalam bidang ilmu khusus itu antara lain sebagai berikut.
v
Sejauh mana batas-batas (ruang lingkup) yang menjadi
wewenang masing-masing ilmu khusus itu? Dari mana ilmu khusus itu mulai dan
sampai mana harus berhenti? Ilmu ekonomi pertanian termasuk wewenang fakultas
ekonomi ataukah fakultas pertanian?
v
Dimanakah sesungguhnya tempat ilmu-ilmu khusus dalam
realitas yang melingkupinya?
v
Metode-metode yang dipakai ilmu-ilmu tersebut
berlakunya sampai dimana? Misalnya, metode yang dipakai ilmu sosial berbeda
dengan yang dipakai ilmu kealaman maupun humaniora.
v
Apakah persoalan kausalitas (hubungan sebab-akibat)
yang berlaku dalam ilmu kealaman juga berlaku pula bagi ilmu-ilmu sosial maupun
humaniora? Misalnya setiap logam kalau dipanaskan pasti memuai. Gejala ini
berlaku bagi semua logam. Panas merupakan faktor penyebab gejala memuai. Akan
tetapi sulit untuk memastikan bahwa setiap kebijaksanaan pemerintah menaikkan
gaji pegawai negeri akan menimbulkan gejala kenaikan harga barang. Karena bisa
saja kenaikan harga barang itu disebabkan oleh faktor lain misalnya adanya
inflansi, banyaknya permintaan konsumen, langkanya barang-barang tertentu yang
sangat dibutuhkan masyarakat. Kenaikan gaji pegawai negeri barangkali hanyalah
salah satu dari beberapa sebab.
Filsafat
mengatasi setiap ilmu, baik dalam hal metode maupun ruang lingkupnya. Objek
formal filsafat terarah pada unsur-unsur keumuman yang secara pasti ada pada
ilmu-ilmu khusus. Dengan tinjauan yang terarah pada unsur-unsur keumuman itu,
maka filsafat berusaha mencari hubungan-hubungan di antara bidang-bidang ilmu
yang bersangkutan.
Permasalahan
filsafat mencakup pertanyaan-pertanyaan mengenai makna, kebenaran, dan hubungan
logis di antara ide-ide dasar yang tidak dapat dipecahkan oleh ilmu pengetahuan
empiris. Ide dasar mencakup pelbagai keyakinan dan teori yang kita pegang
dengan sadar, pelbagai konsekuensi dan asumsi keyakinan yang dipercayai begitu
saja serta berbagai konsep yang berdiri sendiri. Sifatnya umum (general) dan
pervasive (luas).
Makna
didapat ketika kegiatan memberikan arti pada sesuatu yang dilakukan. Ketika
orang mulai bertanya tentang hal-hal yang umum, dan kemudian mulai mendapatkan
jawaban yang bermakna dari kegiatan itu, ia telah mencoba menemukan makna.
Permasalahan filsafat dimulai dengan bagaimana manusia mendapatkan sesuatu yang
bermakna dari tindakannya dalam rangka menafsirkan dunia yang menghidupinya,
tentang arti suatu simbol, dan tentang bagaimana member arti pada diri.
Permasalahan
lainnya yang sangat penting bagi filsafat adalah masalah kebenaran. Mengapa
demikian? Pertama, kebenaran merupakan suatu hal yang banyak dicari, dengan
tingkat keberhasilannya masing-masing di kalangan pencarinya. Kedua, tingkat
pencarian kebenaran yang menghasilkan klaim-klaim kebenaran dan klaim-klaim
validitas sering menimbulkan konflik antara manusia yang memiliki “kebenaran”
yang berbeda.
Permasalahan
lain adalah hubungan logis antara satu hal dan hal lainnya, yang dalam hal ini
ada tiga jenis hubungan logis:
v dua
keyakinan yang tidak selaras sehingga keyakinan tersebut tidak bisa sama-sama
benar.
v sebuah keyakinan mengandaikan keyakinan yang
lain sehingga keyakinan pertama harus benar agar keyakinan yang kedua benar.
v sebuah
keyakinan memiliki suatu konsekuensi logis sehingga keyakinan itu menghasilkan
konsekuensi benar atau salah.
Sementara
itu, sebagai sebuah bidang studi, filsafat memiliki objek kajian. Ada beberapa
jenis objek kajian filsafat, antara lain sebagai berikut:
1. Objek Material, yaitu
lapangan atau bahan penyelidikan suatu ilmu. Objek material filsafat adalah ADA
dan yang mungkin ADA
2. Objek formal, yaitu sudut
tertentu yang menentukan ciri suatu ilmu. Objek formal filsafat adalah mencari
keterangan yang sedalam-dalamnya.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kata “filsafat” berasal dari bahasa
Yunani kuno, yaitu dari kata “philos” dan “Shopia”. Philos
artinya cinta yang sangat mendalan, dan sophia artinya kearifan atau
kebijakan. Jadi arti filsafat secara hrfiah adalah cinta yang sangat mendalam
terhadapat kearifan atau kebijakan. Filsafat dapat diartikan sebagai suatu
pendirian hidup (individu) dan dapat juga disebut pandangan hidup (masyarakat).
Berfilsafat merupakan salah satu kegiatan/ pemikiran manusia memiliki peran
yang penting dalam menentukan dan menemukan eksistensinya. Berfilsafat berarti
berpikir, tetapi tidak semua berpikir dapat dikategorikan berfilsafat. Berpikir
yang dikategorikan berfilsafat adalah apabila berpikir tersebut mengandung tiga
ciri yaitu radikan, sistematis dan universal. Untuk ini filsafat menghendakilah
pikir yang sadar, yang berarti teliti dan teratur. Berarti bahwa manusia
menugaskan pikirnya untuk bekerja sesuai dengan aturan dan hukum-hukum yang
ada, berusaha menyerap semua yang bersal dari alam, baik yang berasal dari
dalam dirinya atau diluarnya.
Berfikir
merupakan subjek dari filsafat akan tetapi tidak semua berfikir berarti
berfilsafat. Subjek filsafat adalah seseorang yang berfikir/ memikirkan hakekat
sesuatu dengan sungguh dan mendalam. Objek filsafat, objek itu dapat berwujud
suatu barang atau dapat juga subjek itu sendiri contohnya si aku berfikir
tentang diriku sendiri maka objeknya adalah subjek itu sendiri. Objek filsafat
dapat dibedakan atas 2 hal :
v Objek
material adalah segala sesuatu atau realita, ada yang harus ada dan ada yang
tidak harus ada
v Objek formal
adalah bersifat mengasaskan atau berprinsi dan oleh karena mengasas, maka
filsafat itu mengkonstatis prinsip-prinsip kebenaran dan tidak kebenaran
DAFTAR PUSTAKA
1.
http://www.vancebatosai.blogspot.com/
_.htm
2. http//:objek
filsafat, google, Posted 02 Jun 2011
05:28 PM
3. Ihsan
fuad. 2010.filsafat ilmu.
Jakarta:Rineka Cipta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar