MENERIMA RAKIT, SERVIS, INSTAL KOMPUTER,DLL

Selasa, 19 Maret 2013

Objek Kajian Filsafat




MAKALAH
METODE PENELITIAN FILSAFAT
Tentang:
OBJEK FORMAL DAN MATERIAL FILSAFAT

Disusun Oleh :
Yolmarto Hidayat              : 510.110

Dosen Pembimbing :
Zulfis M, Hum
Elfi Tajuddin M, Hum


JURUSAN AQIDAH FILSAFAT  FAKULTAS USHULUDDIN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
“IMAM BONJOL” PADANG
1434 H / 2013 M







Objek Material dan Objek Formal Filsafat
PEMBAHASAN
A. Definisi Filsafat
Adapun defenisi filsafat menurut para ilmuwan yaitu :
1. Plato (427-347 M) → Filsafat tidak lah lahir dari pengetahuan tentang segala yang ada
2. Aristoteles (384-322 M) → Filsafat itu menyelidiki sebab dan asas segala benda
3. Al-Kindi (800-870) → Filsafat merupakan pengetahuan benar mengenai hakikat segala yang ada sejauh mungkin bagi m anusia
4. AL-Farabi (872-950) → Filsafat itu adalah ilmu pengetahuan tentang alam maujud dan bertujuan menyelidiki hakikatnya yang sebenarnya
5. Ibnu Sina (980-1037) → hal pertama yang dihadapi seorang filsuf adalah bahw ayang ada berebeda-beda, terdapat ada yang hanya “mungkin ada”
6. Immanuel Kant (1724-1804) → filsafat itu ilmu pokok dan pangkal segala pengetahuan yangi dalamnya mencakup empat persoalan, yaitu :
1. Apakah yang dapat kita ketahui? (dijawab oleh metafisika)
2. Apakah yang boleh kita kerjakan? (dijawab oleh etika)
3. Sampai dimanakah pengharapan kita? (dijawab oleh agama)
4. Apakah yang dinamakan manusia? (dijawab oleh anthroposlogi)[1]
7. Prof Drs. Hasbullah Bakry, S.H → filsafat ialah ilmu yang menyelidiki segala sesuatu dengan mendalam mengenai ke-Tuhanan, alam semesta dan manusia, sehingga dapat menghasilkan pengetahuan tentang bagaimana hakikatnya sejauh yang dapat dicapai akal manusia dan bagaimana sikap manusia seharusnya setelah mencapai pengetahuan itu.
8. Prof. Dr. N Driyarkara S. J→ filsafat adalah pikiran manusia yang radikal artinya dengan mengesampingkan pendirian-pendirian dan pendapat-pendapat “yang diterima saja” mencoba memperlihatkan pandangan yang merupakan akar dari lain-lain pandangan dan sikap praktis.
9. Ciceor → Filsafat sebagai seni kehidupan
10. Rene Descartes → filsafat merupakan kumpulan segala pengetahuan, dimana Tuhan, alam dan manusia menjadi pokok penyelidikannya
11. Francis Bacon → filsafat merupakan induk agung dari ilmu-ilmu dan filsafat menangani semua pengetahuan sebagai bidangnya
12. John Dewey → filsafat haruslah dipandang sebagai suatu pengungakap mengenai perjuangan manusia secara terus meners dalam upaya melakukan penyesuaian berbagai tradisi yang membentuk budi manusia terhadap kecenderungan-kecenderungan ilmiah dan cita-cita politi yang baru dan tidak sejalan dengan wewenang yang diakui.[2]
            Berfilsafat merupakan salah satu kegiatna pemikiran manusia memiliki peran yang penting dalam menentukan dan menmukan eksistensinya. Dalam kegiatan ini manusia akan berusaha untuk mencapai kearifan dan kebajikan. Kearifan merupakan buah yang dihasilkan filsfar dari usaha mencapai hubungan-hubungan antara berbagai pengetahuan, dan menentukan implikasinya baik secara yang tersurat maupun yang tersirat dalam kehidupan.
            Berfilsafat berarti berpikir, tetapi tidak semua berpikir dapat dikategorikan berfilsafat. Berpikir yang dikategorikan berfilsafat adalah apabila berpikir tersebut mengandung 3 ciri, yaitu radikan, sistematis dan universal. Seperti yang dijelaskan oleh Sidi Gazalba (1973:43) :
            Berpikir radikan, sampai ke akar-akarnya, tidak tanggung-tanggung, sampai pada konsekuensi yang terakhir. Berpikir itu tidak separuh-paruh, tidak berhenti di jalan, tetapi terus sampai ke ujungnya. Berpikir sistemati adalah berpikir logis yang bergerak selangkah demi selangkah dengan penuh kesadaran dengan urutan yang bertanggung jawab dan saling hubungan yang teratur. Berpikir universal tidak berpikir khusus, yang hanya terbatas kepada bagian-bagian tertentu, melainkan mencakup keseluruhan.
            Berdasarkan pada tingkat”berfikir” kita terlihat bahwa filsafat merupakan suatu uapya untuk mampu melakukan kajian secara mendasar sehingga dengan kajian yang mendasar tersebut dimungkinkan untuk dapat putusan tentang suatu secara bijaksana. Manusia selalu berpikir akan sesuatu yang sudah menjadi pengetahuannya, yang aman apengetahuan tentang sesuatu yang maha agung dan bagaimana usaha-usaha untuk mencapainya. Dengan ini manusia selalu berusaha untuk bertujuan menyelidiki hakekat yang sebenarnya. Karena filsafat merupakna ilmu pokok dan pangkal segala pengetahuan yang maan terdapat dalam persoalan-persoalan yang terjadi dalam keseharian kita sebagai manusia.
            Sesuai dengan makna filsafat, berfilsafat adalah berfiki dan sampai kepada spikulasi. Untuk itu filsafat menghindari oleh fiki dan sadar, yang berarti teliti dan teratur. Dimna manusia menegaskan pikiranya untuk bekerja sesuai dengan aturan dan hukum-hukum yang ada, berusaha menyerap semua yang bersala dari alam, baik yang bersal dari dalam dirinya atau di luarnya
            Dapat disimpulkan bahwa berfilsafat merupakan kegiatan berpikir manusia yang berusaha untuk mencapai kebijakan dan kearifan. Filsafat berusaha menuangkan dan membuat garis besar dari masalah-masalah dan peristiwa yang pelik dari pengalaman umat manusia.[3]
B. Objek Filsafat
            Subjek filsfat adalah seseroang yang berfikir atau memikirkan hakekat sesuatu dengan sungguh-sungguh dan mendalam. Seperti halnya pengetahuan, Maka filsafatpun (sudut pandangannya) ada beberapa objek yang dikaji oleh filsafat
a. Obyek material yaitu segala sesuatu yang realitas
1. Ada yang harus ada, disebut dengan absoluth/ mutlak yaitu Tuhan Pencipta
2. Ada yang tidak harus ada, disebut dengan yang tidak mutlak, ada yang relatif (nisby), bersifat tidak kekal yaitu ada yang diciptakan oleh ada yang mutlak (Tuhan Pencipta alam semesta)

b. Obyek Formal/ Sudut pandangan
            Filsafat itu dapat dikatakan bersifat non-pragmentaris, karena filsafat mencari pengertian realitas secara luas dan mendalam. Sebagai konsekuensi pemikiran ini, maka seluruh pengalaman-pengalaman manusia dalam semua instansi yaitu etika, estetika, teknik, ekonomi, sosial, budaya, religius dan lain-lain haruslah dibawa kepada filsafat dalam pengertian realita.
Menurut Mr. D. C Mulder menulis sebagai berikut :
             Tiap-tiap manusia yang mulai berpikir tentang diri sendiri dan tentang tempatnya dalam dunia, akan mengahdapi beberapa persoalan yang begitu penting sehingga persoalan-persoalan itu boleh diberi nama persoalan-persolan pokok”.
            Louis Kattsoff mengatakan lapangan kerja filsafat itu bukan main luasnya yaitu meliputisegala pengetahuan manusia serta segala sesuatu apa saja yang ingin diketahui manusia.
            Dr. A. C Ewing mengatakan bahwa kebenaran, materi, budi, hubungan materi dan budi, ruang dan waktu, sebab, kemerdekaan, monisme lawan fluarlisme dan tuhan adalah termasuk pertanyaan-pertanyaan poko filsafat

            Ilmu adalah kumpulan pengetahuan. Kumpulan pengetahuan untuk dapat disebut ilmu harus memiliki syarat-syarat tertentu. Syarat-syarat yang dimaksudkan adalah objek material dan objek formal.
            Objek material adalah sesuatu hal yang dijadikan sasaran pemikiran, sesuatu hal yang dipelajari. Objek material mencakup apa saja, baik hal-hal konkrit (misalnya: manusia, tumbuhan, batu) atau pun hal-hal yang abstrak (misalnya: ide-ide, nilai-nilai, kerohanian). Objek formal adalah cara memandang, cara meninjau yang dilakukan oleh seorang peneliti terhadap objek materialnya serta prinsip-prinsip yang digunakannya. Maka dapat disimpulkan bahwa para ilmuwan yang ahli dibidang disiplin ilmu tertentu, mengarahkan perhatiannya pada salah satu aspek dari objek materialnya. Persoalan-persoalan umum yang ditemukan dalam bidang ilmu khusus itu antara lain sebagai berikut.
v  Sejauh mana batas-batas (ruang lingkup) yang menjadi wewenang masing-masing ilmu khusus itu? Dari mana ilmu khusus itu mulai dan sampai mana harus berhenti? Ilmu ekonomi pertanian termasuk wewenang fakultas ekonomi ataukah fakultas pertanian?
v  Dimanakah sesungguhnya tempat ilmu-ilmu khusus dalam realitas yang melingkupinya?
v  Metode-metode yang dipakai ilmu-ilmu tersebut berlakunya sampai dimana? Misalnya, metode yang dipakai ilmu sosial berbeda dengan yang dipakai ilmu kealaman maupun humaniora.
v  Apakah persoalan kausalitas (hubungan sebab-akibat) yang berlaku dalam ilmu kealaman juga berlaku pula bagi ilmu-ilmu sosial maupun humaniora? Misalnya setiap logam kalau dipanaskan pasti memuai. Gejala ini berlaku bagi semua logam. Panas merupakan faktor penyebab gejala memuai. Akan tetapi sulit untuk memastikan bahwa setiap kebijaksanaan pemerintah menaikkan gaji pegawai negeri akan menimbulkan gejala kenaikan harga barang. Karena bisa saja kenaikan harga barang itu disebabkan oleh faktor lain misalnya adanya inflansi, banyaknya permintaan konsumen, langkanya barang-barang tertentu yang sangat dibutuhkan masyarakat. Kenaikan gaji pegawai negeri barangkali hanyalah salah satu dari beberapa sebab.
            Filsafat mengatasi setiap ilmu, baik dalam hal metode maupun ruang lingkupnya. Objek formal filsafat terarah pada unsur-unsur keumuman yang secara pasti ada pada ilmu-ilmu khusus. Dengan tinjauan yang terarah pada unsur-unsur keumuman itu, maka filsafat berusaha mencari hubungan-hubungan di antara bidang-bidang ilmu yang bersangkutan.
            Permasalahan filsafat mencakup pertanyaan-pertanyaan mengenai makna, kebenaran, dan hubungan logis di antara ide-ide dasar yang tidak dapat dipecahkan oleh ilmu pengetahuan empiris. Ide dasar mencakup pelbagai keyakinan dan teori yang kita pegang dengan sadar, pelbagai konsekuensi dan asumsi keyakinan yang dipercayai begitu saja serta berbagai konsep yang berdiri sendiri. Sifatnya umum (general) dan pervasive (luas).
            Makna didapat ketika kegiatan memberikan arti pada sesuatu yang dilakukan. Ketika orang mulai bertanya tentang hal-hal yang umum, dan kemudian mulai mendapatkan jawaban yang bermakna dari kegiatan itu, ia telah mencoba menemukan makna. Permasalahan filsafat dimulai dengan bagaimana manusia mendapatkan sesuatu yang bermakna dari tindakannya dalam rangka menafsirkan dunia yang menghidupinya, tentang arti suatu simbol, dan tentang bagaimana member arti pada diri.
            Permasalahan lainnya yang sangat penting bagi filsafat adalah masalah kebenaran. Mengapa demikian? Pertama, kebenaran merupakan suatu hal yang banyak dicari, dengan tingkat keberhasilannya masing-masing di kalangan pencarinya. Kedua, tingkat pencarian kebenaran yang menghasilkan klaim-klaim kebenaran dan klaim-klaim validitas sering menimbulkan konflik antara manusia yang memiliki “kebenaran” yang berbeda.
            Permasalahan lain adalah hubungan logis antara satu hal dan hal lainnya, yang dalam hal ini ada tiga jenis hubungan logis:
v  dua keyakinan yang tidak selaras sehingga keyakinan tersebut tidak bisa sama-sama benar.
v   sebuah keyakinan mengandaikan keyakinan yang lain sehingga keyakinan pertama harus benar agar keyakinan yang kedua benar.
v  sebuah keyakinan memiliki suatu konsekuensi logis sehingga keyakinan itu menghasilkan konsekuensi benar atau salah.
            Sementara itu, sebagai sebuah bidang studi, filsafat memiliki objek kajian. Ada beberapa jenis objek kajian filsafat, antara lain sebagai berikut:
1. Objek Material, yaitu lapangan atau bahan penyelidikan suatu ilmu. Objek material filsafat adalah ADA dan yang mungkin ADA
2. Objek formal, yaitu sudut tertentu yang menentukan ciri suatu ilmu. Objek formal filsafat adalah mencari keterangan yang sedalam-dalamnya.




PENUTUP
A.     KESIMPULAN
Kata “filsafat” berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu dari kata “philos” dan “Shopia”. Philos artinya cinta yang sangat mendalan, dan sophia artinya kearifan atau kebijakan. Jadi arti filsafat secara hrfiah adalah cinta yang sangat mendalam terhadapat kearifan atau kebijakan. Filsafat dapat diartikan sebagai suatu pendirian hidup (individu) dan dapat juga disebut pandangan hidup (masyarakat). Berfilsafat merupakan salah satu kegiatan/ pemikiran manusia memiliki peran yang penting dalam menentukan dan menemukan eksistensinya. Berfilsafat berarti berpikir, tetapi tidak semua berpikir dapat dikategorikan berfilsafat. Berpikir yang dikategorikan berfilsafat adalah apabila berpikir tersebut mengandung tiga ciri yaitu radikan, sistematis dan universal. Untuk ini filsafat menghendakilah pikir yang sadar, yang berarti teliti dan teratur. Berarti bahwa manusia menugaskan pikirnya untuk bekerja sesuai dengan aturan dan hukum-hukum yang ada, berusaha menyerap semua yang bersal dari alam, baik yang berasal dari dalam dirinya atau diluarnya.
            Berfikir merupakan subjek dari filsafat akan tetapi tidak semua berfikir berarti berfilsafat. Subjek filsafat adalah seseorang yang berfikir/ memikirkan hakekat sesuatu dengan sungguh dan mendalam. Objek filsafat, objek itu dapat berwujud suatu barang atau dapat juga subjek itu sendiri contohnya si aku berfikir tentang diriku sendiri maka objeknya adalah subjek itu sendiri. Objek filsafat dapat dibedakan atas 2 hal :
v  Objek material adalah segala sesuatu atau realita, ada yang harus ada dan ada yang tidak harus ada
v  Objek formal adalah bersifat mengasaskan atau berprinsi dan oleh karena mengasas, maka filsafat itu mengkonstatis prinsip-prinsip kebenaran dan tidak kebenaran





DAFTAR PUSTAKA
1.      http://www.vancebatosai.blogspot.com/ _.htm
2.      http//:objek filsafat, google, Posted 02 Jun 2011 05:28 PM
3.      Ihsan fuad. 2010.filsafat ilmu. Jakarta:Rineka Cipta.



[1] http://www.vancebatosai.blogspot.com/ _.htm
[2] http//:objek filsafat, google, Posted 02 Jun 2011 05:28 PM
[3] Ihsan fuad. 2010.filsafat ilmu. Jakarta:Rineka Cipta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Auto ping

Ping your blog, website, or RSS feed for Free