MAKALAH HADIST
Tentang
KEPEDULIAN SOSIAL
Disusun
Oleh :
Yolmarto Hidayat : 510 . 110
Dosen
Pembimbing :
Drs. ALI SATI M .ag
JURUSAN AQIDAH FILSAFAT FAKULTAS USHULUDDIN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ( IAIN )
IMAM BONJOL PADANG
1433 H / 2012 M
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Untuk dapat memahami pentingnya
peningkatan kepedulian sosial dalam kehidupan bermasyarakat, secara sistematis
terlebih dahulu perlu memahami permasalahan dan urgensinya. Selanjutnya
memahami pengertian kepedulian sosial, dimensi sosia kemasyarakatan dan
bagaimana prakteknya dalam berbagai kehidupan bermasyarakat.
Manusia pada dasarnya merupakan
makhluk sosial, Artinya hidup menyendiri, tetapi sebagian besar hidupnya saling
ketergantungan, yangpada gilirannya tercapainya kondisi keseimbangan relative.
Kondisi nyata dalam kehidupan manusia yaitu ada yang kaya – miskin, kuat –
lemah, besar – kecil, dll.
Kita terbang lima belas abad
kebelakang. Di suatu tempat terlihat Rasulullah saw berkumpul bersama para
sahabatnya yang kebanyakan orang miskin. Sekedar menyebut beberapa nama sahabat
yang hampir semuanya bekas budak, yaitu Salman al-Farisi, Ammar bin Yasir,
Bilal, Suhayb Khabab bin Al-Arat. Pakaian mereka lusuh, berupa jubah bulu yang
kasar. Tetapi mereka adalah sahabat senior Nabi, para perintis perjuangan
Islam.
Serombongan bangsawan yang baru
masuk islam datang ke majelis Nabi. Ketika melihat orang-orang di sekitar Nabi,
mereka mencibir dan menunjukkan kebenciannya. Mereka berkata kepada Nabi,
"Kami mengusulkan kepada Anda agar Anda menyediakan majelis khusus bagi
kami. Orang-orang Arab akan mengenal kemuliaan kita. Para utusan dari berbagai
kabilah arab akan datang menemuimu. Kami malu kalau mereka melihat kami duduk
dengan budak-budak ini. Apabila kami datang menemui Anda, jauhkanlah mereka
dari kami. Apabila urusan kami sudah selesai, bolehlah anda duduk bersama
mereka sesuka Anda."
Uyainah bin Hishn menegaskan lagi,
"Bau Salman al-Farisi mengangguku (Ia menyindir bau jubah bulu yang
dipakai sahabat nabi yang miskin). Buatlah majelis khusus bagi kami sehingga
kami tidak berkumpul bersama mereka. Buat juga majelis bagi mereka sehingga
mereka tidak berkumpul bersama kami."
Tiba-tiba turunlah malaikat jibril
menyampaikan surat al-An'am [6] ayat 52:
"Dan janganlah kamu mengusir
orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi hari dan di petang hari, sedang
mereka menghendaki keridhaan-Nya. Kamu tidak memikul tanggung jawab sedikitpun
terhadap perbuatan mereka. Begitu pula mereka tidak memikul tanggung jawab
sedikitpun terhadap perbuatanmu,yang menyebabkan kamu (berhak) mengusir mereka,
sehingga kamu termasukorang-orang yang zalim."
Sejak itu, apabila kaum fukara ini
berkumpul bersama Nabi, beliau tidak meninggalkan tempat sebelum orang-orang
miskin itu pergi. Apabila beliau masuk ke majelis, beliau memilih duduk dalam
kelompok mereka.Seringkali beliau berkata, "Alhamdulillah, terpuji Allah
yang menjadikan di antara umatku kelompok yang aku diperintahkan bersabar
bersama mereka. Bersama kalianlah hidup dan matiku. Gembirakanlah kaum fukara
muslim dengan cahaya paripurna pada hari kiamat. Mereka mendahului masuk surga
sebelum orang-orang kaya setengah hari, yang ukurannya 500 tahun. Mereka
bersenang-senang di surga sementara orang-orang kaya tengah diperiksa
amalnya."
1.2 Tujuan
Tujuan Makalah ini adalah :
- Agar kita lebih mengerti akan
pentingnya kepedulian social
- Supaya kita bisa menerapkan dalam
kehidupan sehari-hari pentingnya kepedulian sosial
- Biar kita bisa mencontohkan sifat
Nabi pada zaman dahulu.
BAB
II
KEPEDULIAN
SOSIAL
2.1 Memperhatikan Kesusahan Orang
Lain
Dalam setiap agama, peduli pada
kesusahan orang lain adalah sebuah kewajiban. Apalagi dalam agama Islam
diwajibkan untuk membantu saudara sesama manusia, sesama makhluk Tuhan, apalagi
bila itu adalah umat muslim, dengan apa pun yang dapat kita lakukan. Karena
menurut Islam umat adalah bagai sebuah bangunan, bila satu bagian rusak atau
sakit maka bagian lain akan goyah.
Perhatikan nasib orang yang lemah :
Yang artinya : Tiadalah kalian di
Bantu dan di beri rezeki kecuali oleh orang-orang yang lemah di antara kalian.
“Riwayat Said bin Abi Waqqash”.
Hadis ini mengajarkan agar
memperhatikan nasib kaum lemah karena sesungguhnya kita mendapat bantuan dan
rezeki berkat peranan mereka. Seandainya di dunia ini semua orang menjadi kuat,
maka tak dapat kita bayangkan apa yang terjadi. Dalam hadis lain di sebutkan
sekira-kiranya artinya : Bersedekahlah sebelum dating suatu masa yang pada saat
itu seorang berjalan dengan membawa harta zakatnya untuk diberikan kepada mustahaqqin,
akan tetapi ia tidak dapat menemukannya. Jawaban mereka sama, yaitu seandainya
kamu dating kemarin niscaya kami mau menerimanya.
Bermurah hati, berdermawan dan
berinjak dalam kebaikan yang artinya sebagai berikut :
“Allah Ta’ala berfirman dan terhadap apa saja yang kami
nafkahkan aka Allah menggantinya” (Saba’ 34 : 34)
Manfaat yang dapat diambil dari memperhatikan kesusahan
orang lain :
- Memperhatikan kesusahan orang lain memperoleh balasan yang amat besar.
Dalam
hadits Arba'in terdapat hadits yang berbunyi,
Dari Abu Hurairah ra., Nabi Saw bersabda, "Barangsiapa
melepaskan kesusahan hidup seorang mukmin di dunia, niscaya Allah akan
melepaskan kesusahan di hari kiamat darinya. Barangsiapa memudahkan urusan
(mukmin) yang sulit, niscaya Allah akan memudahkan urusannya di dunia dan di
akhirat. ………..Allah akan senantiasa menolong seorang hamba, selama hamba itu
senantiasa menolong saudaranya." (HR Muslim)
Seseorang baru dapat meringankan atau bahkan melepaskan
kesulitan orang lain, setelah dia memperhatikan kesulitan orang itu.
- Memperhatikan kesusahan orang lain menyelamatkan orang banyak
Di dalam hadits riwayat Bukhari,
Rasulullah bersabda, "Perumpamaan orang yang menjaga dan menerapkan
peraturan Allah seperti kelompok penempang kapal yang mengundi tempat duduk
mereka. Sebagian mereka mendapat tempat di bagian atas, dan sebagian yang lain
di bagian bawah. Penumpang bagian bawah, jika mereka membutuhkan air, maka
harus berjalan melewati bagian atas kapal. Maka merekapun berujar,
":Bagaimana jika kami lobangi saja bagian bawah kapal ini (untuk mendapat
air), toh hal itu tidak menyakiti orang yang berada di bagian atas." Jika
kalian biarkan mereka berbuat menurut keinginan mereka itu, maka binasalah
mereka dan seluruh penumpang kapal itu. Tetapi jika kalian cegah mereka, maka
selamatlah mereka dan seluruh penumpang yang lain."
Kapal tidak akan ditenggelam, tidak
akan dilubangi oleh orang yang berada di bagian bawah kapal, jika orang yang di
bagian atas kapal mengetahui kebutuhan orang yang berada di bagian bawah kapal.
Kebutuhan orang yang berada di bagian bawah kapal adalah air.
- Memperhatikan kesusahan orang lain merupakan langkah awal menjadi politikus
Rasulullah Saw bersabda, "Barangsiapa tidak
memperhatikan perkara kaum muslimin, maka dia bukan termasuk bagian dari mereka
(kaum muslimin)."
Kita mungkin sama-sama maklum, bila mendengar cerita bahwa
kepala negara berlangganan koran amat banyak. Mengapa? Karena dia mengetahui
kesulitan, kebutuhan dan kesusahan yang dialami rakyatnya. Mulai dari masalah
perumahan, pangan, pakaian, pendidikan, kesehatan, pekerjaan, keamanan (harta,
kehormatan, akal dan nyawa).
Orang yang senantiasa memperhatikan permasalahan rakyat
banyak, berpotensi menjadi seorang politikus.
2.2 Meringankan penderitaan orang
lain
Untuk dapat memahami pentingnya
peningkatan kepedulian sosial dalam kehidupan bermasyarakat, secara sistematis
terlebih dahulu perlu memahami permasalahan dan urgensinya. Selanjutnya
memahami pengertian kepedulian sosial, dimensi sosial kemasyarakatan dan
bagaimana prakteknya dalam berbagai kehidupan bermasyarakat.
Kepedulian sosial merupakan suatu
rangkaian ibadah, ini telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW,dalam sabdanya yang
diriwayatkan oleh Tabroni dari Anas bin Malik yang Artinya: Budi pekerti yang
luhur adalah termasuk amalan ahli surga.
Selanjutnya kepedulian sosial yang
menjadi ibadah itu tidak lepas dari budi pekerti yang luhur/baik sesuai dengan
norma-norma agama, adat istiadat serta norma-norma yang diatur oleh
UUD/Peraturan Pemerintah. Dalam konteks ini kita harus peka dan proaktif untuk
mewujudkan rasa solidaritas kita dengan membantu saudara-saudara kita yang
tertimpa musibah, misalnya bencana alam di NAD dan Sum-ut atau kepedulian kita
terhadap masyarakat dalam bidang pendidikan dengan memberikan pengajaran-pengajaran
yang bisa bermanfaat bagi masyarakat luas secara umum dan bagi anak turun kita
pada khususnya.
Contoh yang dapat kita ambil dari salah satu sifat manusia
dalam meringankan penderitaan orang lain :
Palang Merah Indonesia (PMI)
bertujuan meringankan penderitaan sesama manusia, tanpa membedakan agama, suka,
bangsa, golongan, warna kulit, jenis kelamin , dan bahasa. Melihat tujuan mulia
PMI, maka sosialisasi keberadaan PMI sangat diperlukan, di antaranya melalui
media massa, termasuk Pikiran Rakyat. "PMI Jabar siap siaga membantu dan
meringankan beban penderitaan korban akibat bencana alam dan lainnya. PMI juga
melakukan pengelolaan transfusi darah di setiap kota/kabupaten,".
Dimensi sosial kemasyarakatan.
Pada intinya ada 3 aspek yang perlu
dikembangkan dalam sikap kepedulian sosial horizontal yaitu:
1. aspek sosial (Ruang waktu)
Dalam menjalani kehidupan sosial,
manusia senantiasa dibatasi dan dipengaruhi adanya ruang dan waktu, ini juga
merupakan suatu bukti nyata keterbatasan manusia yang hakikatnya sebagai
makhluk ciptaan. Berkaitan dengan ruang dan waktu ini, maka kehidupan manusia
akan dikondisikan oleh pluralisme, yaitu adanya keberagaman ruang dalam
kehidupan manusia. Dengan adanya ruang ini, seluruh manusia tidak mungkin
berada dalam dua tempat dalam waktu yang sama, maka peran alat komunikasi dan
transportasi menjadi sangat penting.
2. aspek kepedulian
Siapa saja yangmenjadi objek/sasaran
kepedulian kita..? masyarakat umum tentunya dengan tidak memandang status
masyarakat tersebut. Mestinya kita penuhi hati kita dengan pertanyaan “Apa yang
dapat kita lakukan untuk masyarakat, apa yang dapat kita lakukan Negara atau
Daerah kita?” bukan “apa yang kita dapat dari Negara atau Daerah kita?”.
Melalui peningkatan kepekaan
kepeduliaan horizontal ini, seseorang memerlukan kemampuan kepekaan sosial,
kapan dan dimana kita harus melakukan action. Kemudian kepekaan, kejadian dan
kecepatan untuk memperoleh informasi tentang adanya suatu hal yang memerlukan
bantuan kita.
Melalui peningkatan kepekaan kepedulian
sosial ini, dihatapkan kesenjangan sosial atau jarak sosial dapat dipersempit,
dan kita dapat memberikan kontribusi dalam bentuk upaya perawatan dan
peningkatan modal sosial (social capital) bangsa Indonesia dalam langka menuju
kenyamanan dan ketentaraman kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Melakukan kegiatan sosial adalah hal
yang positif. Memberi sumbangan kepada korban bencana gempa misalnya, akan
membantu meringankan penderitaan korban, dan tentunya itu adalah hal yang baik.
Tetapi kegiatan sosial jika dipublikasikan juga memberikan efek lain. Disadari
atau tidak, diinginkan atau tidak, dilakukan secara ikhlas maupun tidak,
kegiatan sosial akan meningkatkan citra di mata masyarakat. Dengan melihat
sebuah kegiatan sosial, masyarakat cenderung untuk menilai kegiatan lain dari
entitas yang melakukannya hanya dari aksi kegiatan sosial tersebut.
Perintah Alquran
menyangkut distribusi harta di antaranya adalah mengeluarkan zakat. Firman-Nya
dalam Qs. al-Tawbah, 9 yang artinya :
“Ambillah zakat dari
sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan
mereka, dan berdoalah untuk mereka…”
DAFTAR
PUSTAKA
Muhammad Rasyid Ridla, Tafsir al-Quran al-Hakîm
(Tafsir al-Manar), Dar al-Ma’rifah li al-Thiba’ah wa al-Nasyr: Beirut, cet.
II, vol. XI, h. 23-24.
Syarah
muctarul Alhadits oleh Sayyid Ahmad – Al – Hasyimi